MASA DEPAN DITANGAN KITA, BUKAN ?
Pada tanggal 23 Oktober tahun ini, seluruh warga kota Tarakan akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tingkat kota maupun tingkat provinsi. Suasana pengkampanyeanpun mulai terasa sejak bulan Agustus lalu, dimana poster-poster kelima pasangan calon wakil dan wali kota Tarakan mulai terpasang di setiap sudut kota Tarakan walaupun belum waktunya masa pengkampanyean.
Dengan masa-masa pemilu dan pengkampanyean ini, istilah “GOLPUT” bukanlah istilah yang asing lagi bagi kita. GOLPUT berasal dari istilah perpolitikan, yaitu Golongan Putih, dimana seorang warga masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan tidak ikut mencoblos salah satu peserta pemilu. Bagaimana hal ini bisa terjadi ?, kebanyakan orang pasti lebih senang menggunakan hak-haknya dari pada melakukan kewajibannya, bahkan ada sebagian kelompok orang yang berusaha keras untuk menuntut haknya. Mengapa mereka menjadi GOLPUT, padahal hak pilih adalah hak bagi setiap warga Negara Indonesia yang telah berusia 17 thn ataupun dengan status sudah menikah ?
Jika di telaah lebih rinci lagi, banyak alas an yang dapat membuat seseorang untuk menjadi GOLPUT. Salah satu alasannya adalah adanya rasa apatis. Sekelompok orang yang tidak mau peduli akan kondisi bangsa, mereka merasa memilih atau tidak, tidak ada bedanya, tidak memberikan dampak yang berarti bagi mereka. ‘yang kaya tetap kaya, yang miskin tetap miskin’, tidak ada sesuatupun termasuk tindakan pemerintah yang dapat mengubah kehidupan mereka.
Menurut anda, apakah persoalannya hanya sebatas itu ? secara logika memilih atau tidak memilih memiliki dampak yang besar bagi suatu bangsa. Dengan memilih kita dapat menentukan masa depan bangsa, mau di bawa kemana Negara atau kota kita yang seharusnya dipimpin oleh seorang pemimpin yang bertanggungjawab dan berpendidikan, itu semua ditentukan di tangan kita masing-masing.
Jadi, untuk membawa masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan Negara kita, kita harus menghilangkan semua hal yang membuat kita menjadi seorang penganut GOLPUT, baik itu rasa apatis maupun ketidak sukaan kita terhadap calon yang ada. Salah satu cara yang ditempuh untuk menghilangkan rasa apatis ini, KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Kota Tarakan telah menempuh beberapa cara, salah satunya dengan melakukan penyuluhan bagi para pemilih pemula. Tapi yang terpenting dari semuanya itu adalah rasa kesadaran diri setiap warga untuk memilih. Jika kita sudah tahu dan mengerti akan pentingnya hak pilih kita yang dapat mentukan masa depan Negara atau kota kita, pastinya kita tidak akan menyia-nyiakan hak pilih kita lagi. Masa depan bangsa dan Negara ada di tangan kita bukan ?
Saturday, October 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment